LOGAM RINGAN "TITANIUM"
LOGAM RINGAN
“ TITANIUM ”
Sejarah
(Latin: titans, anak
pertama bumi dalam mitologi romawi) Ditemukan oleh Gregor di tahun 1791 dan
dinamakan oleh Klaproth di tahun 1795. Titanium yang tidak murni dipersiapkan
oleh Nilson dan Pettersson di tahun 1887, tetapi unsur yang murni tidak dibuat
sampai pada tahun 1910 oleh Hunter dengan cara memanaskan TiCl4 dengan natrium
dalam bom baja. Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan
yang diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%.
Garis-garis titanium oksida sangat jelas terlihat di spektrum bintang-bintang
tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan terbanyak pada kerak bumi.
Titanium selalu ada dalam igneous rocks
(bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Ia juga
terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan sphene dan terdapat dalam titanate
dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tetumbuhan dan
dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-kutik di laboraturium sampai pada
tahun 1946, Kroll menunjukkan cara
memproduksi titanium secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida
dengan magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya
logam titanium dapat dimurnikan dengan cara mendekomposisikan iodanya.
Karakteristik Titanium
Titanium adalah sebuah unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti
dan nomor atom
22. Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau, tahan korosi
(termasuk tahan terhadap air laut dan klorin dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium
digunakan dalam alloy
kuat dan ringan (terutama dengan besi dan aluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya, titanium
dioksida, digunakan dalam pigmen putih. Titanium dihargai lebih
mahal daripada emas
karena sifat-sifat logamnya. Unsur ini terdapat di banyak mineral
dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit, yang tersebar
luas di seluruh Bumi.
Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop
alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak
terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium mirip dengan zirkonium
secara kimia maupun fisika.
Proses Pembuatan Titanium
Beberapa
metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium yaitu dengan menggunakan
proses Kroll, Proses Van Arkel dan De
Boer, dan Proses J. Meggy dan M.Prieto.
1. Proses
Kroll
Beberapa
langkah-langkah yang terdapat dalam proses ini yaitu ekstraksi, pemurnian, produksi spons, pembuatan paduan,
dan membentuk. Titanium dialam terdapat dalam bentuk bijih seperti rutil (TiO2)
dan ilmenit ( FeTiO3). Rutil digunakan dalam bentuk alami, sedangkan ilmenit
diproses untuk menghilangkan zat besi yang terdapat di dalamnya, sehingga
mengandung titanium dioksida paling sedikit 85%. Rutil dimasukkan ke dalam
reaktor fluidized bersama gas klor dan karbon. Materi tersebut dipanaskan
sampai 1.652°F (900°C) dan hasil reaksi kimianya adalah titanium tetraklorida
murni (TiCl4) dan karbon monoksida. Mekanisme reaksinya yaitu:
TiO2
+ Cl2 => TiCl4 + CO2
Logam
kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan dipanaskan. Proses
ini menggunakan metode destilasi fraksional dan presipitasi untuk memisahkan
kotoran karena kebanyakan pada proses pertama kotoran juga ikut terklorinasi .
sehingga kotoran harus dihilangkan, kotoran yang dihilangkan yaitu klorida
logam termasuk besi, vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium. Pada proses
ini dihasilkan cairan tidak berwarna.
Selanjutnya,
setelah dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer (dalam bentuk cairan) ke
bejana reaktor stainless steel. Kemudian ditambahkan magnesium dan reactor
tersebut dipanaskan sampai ±2012°F (1.100°C). lalu, Argon dipompa ke dalam
wadah sehingga udara akan dihilang dan umtuk mencegah terkontaminasi oleh
oksigen atau nitrogen. Magnesium bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium
klorida cair sehingga menghasilkan padatan titanium murni.
Kemudian
padatan titanium dikeluarkan dari dalam reaktor dan kemudian dengan menggunakan
air dan asam klorida untuk menghilangkan kelebihan magnesium dan magnesium
klorida. Padatan yang dihasilkan adalah logam berpori yang disebut spons.
Mekanisme reaksinya yaitu: Spons titanium murni kemudian diubah menjadi
elektroda(lempengan) spons melalui tanur-elektroda. Pada proses ini, spons
dicampur dengan berbagai macam besi dan
dilas sehingga menghasilkan elektroda spons. Lalu elektroda spons ditempatkan
dalam vakum tungku busur untuk dicairkan. Dalam wadah air-cooled tembaga busur
listrik, elektroda spons dilelehkan untuk membentuk ingot. Semua udara dalam
wadah dihilangkan (membentuk ruang hampa) atau atmosfer diisi dengan argon
untuk mencegah kontaminasi, akhirnya akan membeku dan membentuk batangan
titanium murni.
2.
Proses Van Arkel dan De Boer
Dengan menggunakan proses Van Arkel dan De Boer,
pembuatan logam Titanium dari biji Titanium seperti Rutile,
Anatase dan Ilminite dapat dilakukan dengan cara reduksi dengan aluminium yang
selanjutnya akan di iodinasi dari produk
yang diperoleh dari proses reduksi. Hasil iodinasi ini direaksikan dengan Potassium
Iodida pada suhu 100 – 200 °C. Kemudian
Titanium Tertraiodida dipisahkan dari Potassium Iodida sehingga akan membentuk
logam titanium melalui dekomposisi panas atau reduksi pada suhu 1.300 – 1.500 °C. Proses ini menggunakan titanium
iodida dengan kemurnian yang tinggi, tetapi harganya mahal sehingga membuat
titanium melalui metose ini sangat kurang ekonomis (Hard dkk, 1983).
3.
Proses J. Meggy dan M.Prieto
Dengan menggunakan proses J. Meggy dan M.Priet,
pembuatan logam Titanium dari bijih Ilminite
dapat dilakukan dengan cara Flourinasi. Bijih Ilminite diflourinasi dengan garam flousilikat seperti K2SiF6,
Na2SiF6 pada suhu 350 – 950 °C selama 6
jam. Selanjutnya besi dan Ti dikonversikan ke flourida dengan cara di leaching dari bijih flourinasi dengan
larutan encer seperti HF, HCl dan H2SO4 pada suhu 60 – 95 °C selama 2jam. Setelah proses leaching, larutan dapat dievaporasi dan
didinginkan untuk mengendapkan floutitanat. Endapan floutitanat dapat ini
kemudian disaring dan dikeringkan pada suhu 110 – 150 °C. Kemudian mereduksinya
menjadi logam Ti. Metode ini merupakan pengontakan floutitanat dengan campuran
zinc – aluminium pada suhu 400 – 1.000°C.
Sehingga aluminium flourida akan terpisahkan sebagai produk samping dalam
bentuk cryolite. Campuran lelehan
logam zinc – titanium dipisahkan dengan cara destilasi pada suhu 800 – 1.000°C
sehingga diperoleh zinc pada produk destilat dan titanium sponge pada produk akhir.
Keunggulan Titanium
- Salah satu karakteristik Titanium yang paling
terkenal adalah dia sama kuat dengan baja tapi
hanya 60% dari berat baja.
- Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih
tinggi daripada paduan aluminium.
- Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian
melebihi 150 C maka dibutuhkan titanium karena aluminium akan kehilangan
kekuatannya secara nyata.
- Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih
tinggi daripada aluminium dan baja.
- Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka komponen-komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding aluminium.
Aplikasi Titanium
Oleh karena kerapatan titanium
relatif rendah dan kekerasan tinggi, titanium banyak dipakai untuk bahan
struktural, terutama pesawat terbang bermesin jet, seperti Boeing 747. Mesin
pesawat terbang memerlukan bahan yang bermassa ringan, keras, dan stabil pada
suhu tinggi. Selain ringan dan tahan suhu tinggi, logam titanium tahan terhadap
cuaca sehingga banyak digunakan untuk material, seperti pipa, pompa, tabung
reaksi dalam industri kimia, dan mesin mobil. Militer juga
memanfaatkan titanium ini oleh karena kekuatannya, unsur ini digunakan untuk
membuat peralatan perang (tank) dan untuk membuat pesawat ruang angkasa. Untuk Industri yaitu beberapa mesin
pemindah panas (heat exchanger) dan bejana bertekanan tinggi serta pipa-pipa
tahan korosi memakai bahan titanium. Kedokteran
pun tak luput untuk memanfaatkan titanium untuk bahan implan gigi, penyambung
tulang, pengganti tulang tengkorak, struktur penahan katup jantung. Untuk mesin sebenarnya banyak, dan
guna titanium ini dipakai untuk Material pengganti untuk batang piston. Untuk orang perikanan memakai
titanium karena sifat Titanium yang kuat, ringan, dan tahan korosif air laut
jadi untuk pembuatan pancingan.
Komentar
Posting Komentar