PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK "DAPUR FURNACE"
PENGETAHUAN
BAHAN TEKNIK
BAJA
“DAPUR PENGOLAHANNYA, KONSTRUKSI,
CARA KERJA”
OPEN HEARTH FURNACE
oleh
:
Alfian W Rahmawan (130511605778) 2013
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2014
Ada beberapa proses
pembuatan baja antara lain :
a.
Proses
Konvertor
b.
Proses Siemens
Martin atau Open Hearth
c.
Proses Basic
Oxygen Furnace (BOF)
Disini akan di
terangkan proses Siemens Martin. Proses ini Menggunakan sistem regenerator (±
3000 0C.). Fungsi dari regenerator adalah:
a.
Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur
dapur
- Sebagai Fundamen/ landasan
dapur
- Menghemat pemakaian tempat
- Bisa digunakan baik besi kelabu
maupun putih,
- Besi kelabu dinding dalamnya
dilapisi batu silika (SiO2),
- Besi putih dilapisi dengan batu
dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
Pada proses
Open-Hearth digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair
dengan baja bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge). Pada proses ini
temperatur yang dihasilkan oleh nyala api dapat mencapai 18000 C. Bahan bakar (fuel)
dan udara sebelum
dimasukkan ke dalam
dapur terlebih dahulu dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan
cairan logam isian.
c. Periode
membersihkan/memurnikan (refining) dan deoksidasi
Bahan bakar yang
dipakai adalah: campuran blast furnace gas dan cokes oven gas.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam heart lewat puntu pengisian.
Bahan isian : besi mentah dan baja bekas beserta bahan tambah ditaruh dalam heart lewat puntu pengisian.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth
furnace ini dapat dalam keadaan basa atau asam (basic or acid open-hearth).
Pada basic open-hearth furnace, dinding bagaian dalam dapur dilapisi dengan
magnesite brick. Bagian bawah untuk tempat logam cair dan terak dari bahan
magnesite brick atau dolomite harus diganti setiap kali peleburan selesai.
Terak basa yang dihasilkan + 40 - 50 % CaO. Pada acid open-hearth furnace, dinding
bagian dalam dapur dilapisi dengan dinas-brick. Bagian bawah dinding dapur
harus diganti setiap kali peleburan selesai. Terak yang dihasilkan mengandung
silica yang cukup tinggi yaitu 50 - 55 % SiO2. Pada proses basic ataupun acid
dapat menggunakan bahan isian padat ataupun cair.
Proses yang
menggunakan isian padat biasa disebut “Scarp and pig process” yaitu proses yang
isian padatnya terdiri dari besi mentah (pig iron), baja bekas (Scrap steel)
dan sedikit bijih besi (iron ore). Proses yang mengggunakan besi mentah cair
terdiri dari besi mentah cari + 60 % dan baja bekas kira-kira 40 % dan sedikit
bijih besi dan bahan tambah. Cara ini biasa dikerjakan pada perusahaan dapur
tinggi (blast furnace) dimana besi mentah cair dari dapur tinggi tersebut
langsung diproses pada open-hearth furnace.
1. Proses Basic
Open-Hearth
Pada proses basic
open-hearth ini, mula-mula ke dalam dapur dimasukkan baja bekas (scarap steel)
yang ringan kemudian baja bekas yang berat. Setelah itu ditambahkan bahan
tambah (batu kapur) dan bijih besi yang diperlukan untuk membentuk terak
pertama.
Pada akhir proses peleburan, sebagian Phospor (P) yang terdapat dalam besi mentah akan berubah menjadi terak. Untuk menjaga agar terak tidak masuk/berekasi kembali dengan logam cair, maka kira-kira 40% - 50% terak tersebut lekas dikeluarkan dan juga perlu ditambahkan batu kapur untuk membentuk terak yang baru. Sebagian Sulfur (S) dapat dikeluarkan dari logam dengan reaksi :Reaksi ini diikuti dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan terak CaS yang terjadi berupa terak basa.
Pada akhir proses peleburan, sebagian Phospor (P) yang terdapat dalam besi mentah akan berubah menjadi terak. Untuk menjaga agar terak tidak masuk/berekasi kembali dengan logam cair, maka kira-kira 40% - 50% terak tersebut lekas dikeluarkan dan juga perlu ditambahkan batu kapur untuk membentuk terak yang baru. Sebagian Sulfur (S) dapat dikeluarkan dari logam dengan reaksi :Reaksi ini diikuti dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan terak CaS yang terjadi berupa terak basa.
Macam-macam baja
paduan dapat dihasilkan dalam open-hearth furncae, yaitu dengan menambahkan
bahan paduan yang dikehendaki seperti : tembaga, chrome, nikel dan sebagainya.
Untuk deoxidasi terakhir, biasanya dengan menambahkan Alumunium ke dalam kowi
tempat menampung/mengetap baja cair yang dihasilkan agar kadar silicon dapat
dibatasi. Pertama-tama baja bekas dan batu kapur dimasukkan ke dalam dapur.
Kemudian dipanaskan sampai temperatur yang cukup, lalu bahan isian cair
dimasukkan lewat pintu pemasukan. Reaksi kimia terjadi serupa dengan di atas.
2. Proses Acid
Open-Hearth
Proses acid
open-hearth membutuhkan bahan isian berkualitas lebih baik dengan kadar Phospor
P < 0,03% dan kadar Sulphur S < 0,03%. Proses ini biasanya memakai bahan
isian padat dengan 30 - 50 % berat baja bekas. Kandungan Silicon dipertahankan
< 0,6%, kandungan Silicon ini perlu dipertahankan dalam kadar yang rendah
sebab pada akhir periode pemanasan, kandungan Silicon akan naik.
Pada proses ini, biji
besi tidak boleh ditambahkan pada bahan isian, dimana hal itu dapat menimbulkan
reaksi dengan Silica pada bagian tungku berupa 2FeO.SiO2. Setelah pengisian dan
pemanasan, besi, Silicon dan Mn dioksidasi dan bersatu dengan bahan tambah dan
membentuk terak pertama (+ 40% SiO2).
3. Efisiensi
Ekonomis Operasi Open-Hearth Furnace
Faktor-faktor ekonomis
yang utama pada operasi Open-hearth furnace adalah :
Pemakaian bahan bakar setiap ton berat baja yang dihasilkan. Produksi baja dalam ton berat, setiap m2 luas tungku dalam tiap 24 jam. Pemakaian bahan bakar setiap berat baja cair tergantung pada banyak faktor, antara lain :
Pemakaian bahan bakar setiap ton berat baja yang dihasilkan. Produksi baja dalam ton berat, setiap m2 luas tungku dalam tiap 24 jam. Pemakaian bahan bakar setiap berat baja cair tergantung pada banyak faktor, antara lain :
a. Komposisi bahan
isian (charge)
b. Thermal capacity
dari dapur.
Pada prakteknya
diperlukan panas 700 - 1400 Kcal untuk setiap kg baja. Untuk keperluan ini
biasa digunakan bahan bakar + 10 -25 % dari berat baja yang dihasilkan. Untuk
bahan isian cair akan memerlukan bahan bakar yang sedikit dibandingkan dengan
bila bahan isian padat. Produksi baja dalam ton tiap m2 luasan tungku dihitung
berdasarkan produksi out put dapur dalam ton berat dibagi luasan tungku Q/m2.
Cara untuk menaikkan
efisiensi ekonomis adalah dengan cara menggunakan udara yang banyak mengandung
Oksigen untuk membakar bahan bakar. Dengan cara ini, temperatur nyala api
(flame) dapat naik sehingga radiasi dari nyala api dapat bertambah dan
pembakaran dapat lebih sempurna.
Dengan penambah Oksigen ini akan dapat pula mengurangi kadar Carbon ( C
) dalam baja. Dengan cara ini produksi dapat naik + 25 - 30 %. Dengan memakai
“Auotmatic control”, akan menaikan efisiensi bb (5%); output (8%); umur lapisan
dalam (9%).
Konstruksi Dapur
di dapur ini terdapat 4 buah kamar generator ; 2 buah kamar untuk gas,
yakni gas kokas yang ada kalanya bercampur dengan gas dapur tinggi atau gas
generator dan 2 buah kamar untuk udara pembakaran. Pada dapur ini pencairan
berada di dalam tungku yang terbuat dari batu tahan api. Dibawah cairan besi
terdapat lapisan tahan api. di akhir proses udara dan gas akan di keluarkan
melalui cerobong asap.
Cara Kerja Dapur
Dalam proses ini udara
dan gas dimasukkan bersama – sama. di dalam dua buah dari keempat kamar regenerator
ini gas dan udara dipanaskan terlebih dahulu sementara mengalir di antara batu
– batu hangat, sedangkan dua buah kamar yang lain dipanaskan oleh gas – gas
yang mengalir kaluar. Setiap tiga perempat jam aliran udara dan gas – gas itu
harus di ubah tujuannya. Bahan mentah untuk dapur ini ialah besi mentah atau
baja rongsokan dan besi rongsokan. Jadi dapat dimasukkan muatan cair atau mutan
padat. Bila lapisan dapur itu bersifat asam, haruslah dipakai besi mentah
kelabu, jika lapisan itu bersifat basa, maka segala macam baja dan besi
rongsokan dicairkan dengan besi mentah putih.
Proses berlangsung
lamanya 5-7 jam, yaitu apabila muatan dimasukkan ke dalam sebuah dapur yang
besarnya 60 – 100 ton dalam keadaan cair dan proses itu berlangsung 7 -9 jam,
bila muatan dimasukkan ke dalam dapur itu dalam keadaan padat. Menghidupkan
dapur yang masih dingin banyak menghendaki waktu. Aliran gas harus di ubah
tujuannya beberapa kali, sehingga batu – batu menjadi panas dengan baik. Pada
suhu lebih kurang 1300˚ C gas dan udara pembakaran mengalir keluar kamar –
kamar regenerator, suhu nyala api menjadi 200˚ C.
Dapur Siemens – Martin
yang besar mempunyai ruang tungku 300 ton dan kapasitas rata – rata 20 – 22 ton
baja dalam satu jam, jika dipakai gas generator, maka satu ton baja memerlukan
kira-kira 400 kg batu bara. Karena lengkungan-lengkungan yang besar dari batu
tahan api tidak dapat di keluarkan atau di lubangi, maka dapur harus di isi
dari sebelah samping.
Komentar
Posting Komentar