makalah Dinamika Kebudayaan dan Peradaban Islam

MAKALAH
Dinamika Kebudayaan dan Peradaban Islam
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang dibina oleh Bapak M.Thoha A.R

Oleh:
1.      Tito Arif Sutrisno              
2.      Kuncoro Alim Sarinda       
3.      Alfian Widi Rahmawan    










Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2013


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat, rahmah, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Dinamika Kebudayaan dan Peradaban Islam’’ ini dengan baik.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengharapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak M.Thoha A.R selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2.      Kedua orang tua kami yang telah mendidik dan memberi do’a restu kepada kami.
3.      Teman-teman kami khususnya PTM offering A1.
           Kami menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin, namun jika terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempunaan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya serta merupakan wujud kepedulian kita terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan kita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



                                                                                                            Malang,                      2013


                                                                                                                          Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sejarah peradaban Islam merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim. Dengan mempelajari sejarah Islam, kita memungkinkan mengetahui masa-­masa atau zaman kejayaan Islam, sehingga memungkinkan kita untuk bangga dan percaya diri sebagai umat Islam dan mengambil I’tibar. Demikian pula masa-masa kemunduran Islam dapat kita ketahui, dan kita dapat mengambil pelajaran dan pengalaman agar tidak terulang kembali (al muhafadzah ala qadim ash shalih wal ahdzu bi al jadid al ashlah) serta kita dapat menentukan langkah ke depan demi menemukan jalan alternatif demi kejayaan Islam. Kita semua sadar tentunya bahwa  al-Islam  ya’lu wala yu’la ‘alaihi.
Menyadari hal di atas, bidang kajian sejarah peradaban Islam merupakan suatu bidang                             kajian yang cukup signifikan untuk dipelajari. Untuk itu sebagai kerangka awal di paper ini  dicoba dibahas tentang beberapa konsepsi dasar dari sejarah peradaban Islam, disini diuraikan tentang relasi islam sebagai wahyu ilahiyyah disatu sisi dan peradaban ---yang didalamnya juga termasuk kebudayaan---  pada sisi yang lain dan itu merupakan ranah kemanusiaan (insaniyah).

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana sejarah kebudayaan islam itu ?
2.      Bagaimana perkambangan islam masa kini ?
3.      Apa faktor-faktor penyebab  kemajuan dan kemunduran umat islam ?
4.      Apa arti peradaban islam ?

1.3 TUJUAN
1.      Untuk mengetahui sejarah kebudayaan islam itu.
2.      Untuk mengetahui perkambangan islam masa kini.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab  kemajuan dan kemunduran umat islam.
4.      Untuk mengetahui arti peradaban islam.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan Islam
Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat
Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya menjadi lima aspek : 1. Kehidupan Spritual 2. Bahasa dan Kesustraan 3. Kesenian 4. Sejarah 5. Ilmu Pengetahuan. Dalam agama, konsepsi manusia mengenai realitas tidak didasarkan pada pengetahuan tetapi pada keyakinan terhadap suatu otorita, yang berbeda antara agama yang satu dengan agama yang lain. Dalam agama monotheistik, otoritas ini adalah Tuhan dengan semua wahyu yang diturunnkan oleh- Nya. Sedangkan dalam agama “primitif “ otoritas adalah roh (spirit) dan kekuatan gaib (magic).Jadi, konsep- konsep untuk realita mengalami suatu perubahan yang paralel. Menurut konsepsi islam ortodoks, wahyu al- qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu merupakan kebenaran akhir, yang valid untuk segala waktu, semua agama dan seluruh kemanusiaan. Dalam intepretasi ini, agama islam tidak dapat diubah dan tidak dapat disesuaikan dengan realitas apapun, karena agama islam merupakan agama terakhir yang di turunkan kepada Nabi terakhir (“Khatam an- nabiyin” QS: 33: 40). Isi agama yang sering, yang selalu disampaikan dengan pola-pola budaya, menurut Geertz, memiliki aspek ganda: Isi agama itu memberikan arti pada berbagai realitas sosial dan psikologis bagi para pengaut- penganutnya, yang demikian mendapatkan “suatu bentuk konseptual yang obyektif “, isi agama itu terbentuk oleh realitas dan pada saat yang sama membentuk realitas itu sesuai dengan isi agama itu. Dalam bidang ilmu kebudayaan yang lebih independen dan juga dalam sosiologi dan antropologi budaya atau study kesusastraan, pembaca dihaadapkan dengan berbagai macam study dalam kategori ini. Evaluasi mengenai kesustraan ini sebenarnya menjadi tugas tersendiri. Dalam kontek antropologi interpretatifnya, upaya geertz untuk memeahami agama sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai simbol yang memberikan arti.
2.2 Puncak Kemajuan Ilmu dan  Kebadayaan Islam
 Berkembangnnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam, adalah sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran islam dengan unsur- unsur yang berasal dari luar Henry Margenau dan Dan David Berggamini, dalam The Scientish sebagaimana diolah oleh Jujun S. Suriasumantri, telah mendaftar sederetan cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan sebagai hasil perkembangan pemikiran dan ilmiyah dikalangan kaum muslimin pada masa jayanya, yang kemudian secara berangsur-angsur berpindah ke dunia barat, sebagai berikut: 1. Dalam bidang Matematika 2. Dalam bidang Fisika 3. Dalam bidang Kimia 4. Dalam bidang Astronomi 5. Dalam bidang Geologi 6. Dalam bidang Biologi 7. Dan Dalam Bidang Sosial. Dalam masyarakat pada umumnya islam telah mempersembahkan kepada dunia, suatu tinkat budaya tinggi yang menjadi mencusur budaya umat manusia beberapa abad sesudahnya. Dalam bentuk sulaman, seni ukiran, nampak dalam bentuk keindahan ukiran kayu dan marmar yang digunakan dalam berbagai bangunan masjid dan istana-istana, dalam bentuk permadani serta barang- barang tenunan yang indah yang terkenal pada masa itu. Seni musik dan seni lukis, apalagi seni sasteranya, dunia islam dihiasi dengan serba keindahan yang mempesona dunia pada masanya. Dalam kemajuan islam telah melahirkan pemikiran- pemikiran intelektual bagaimana islam masih dapat berkembang di dunia modernisasi, karena makin besarnya pengaruh arus modernisasi tak mungkin islam mengelak dari zaman modern saat ini, maka dari itu islam memberikan pendidikan tentang Membangun Manusia Modern yang Qur’aini. Seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf : bahwa kehadiran islam bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk seluruh umat manusia. Kalau Ahl al- Kitab sudah beriman, mereka akan menjadi muslim, sebab mereka sudah memiliki persiapan ke arah islam. Sayang sekali tidak demikian, tetapi itu tidak itu tidak akan merugikan orang yang membawa panji keimanan dan kebenaran, yang akan selalu mendapat kebenaran. Sebagaimana Al-qur’an telah memberi bimbingannya, diantaranya : 1. Memiliki tanggung jawab pribadi dan sikap jujur 2. Menunda kesenangan sesaat demi kesenangan adadi 3. Pemanfaatan waktu dan etos kerja 4. Keyakinan bahwa keadilan dapat diratakan 5. Penghargaan yang tinggi pada ilmu pengetahuan
Demikianlah dunia islam dimasa jayanya, yang dihiasi dengan berbagai unsur budaya dan ilmu pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagai taman yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dengan buah dan bunga yang beraneka warna.
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kemajuan dan Kemunduran
a)      Sebab-sebab kemajuan Islam
Pertama masyarakat Arab pada saat memiliki budaya menulis. Budaya ini terinspirasi oleh al-Quran , sebuah mukjizat yang berbentuk teks bahasa. Karena itu umat muslim banyak menulis tafsir dan Hadis Nabi. Kedua, penerjemah filsafat dan logika Yunani mempengaruhi pola pikir ilmiwan Arab untuk berfikir sistematis. Dangan cara inilah peradaban Islam mengalami pasang naik yang ditandai oleh pencapaian yang gemilang di bidang filsafat, sains, tegnologi, arsitektur, seni, dan lain-lain.
b)      Sebab-sebab kemunduran umat Islam
            Pasukan Mongolia membumihanguskan Baghdad beserta isi dan penghuninya. Pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan perpustakaan dihancurkan. Buku-buku dan warisan intelektual dibakar dan dibuang ke laut. Para sarjana dan ulama dibunuh. Penduduk dibantai. Khalifah al-Mu’tashim ikut dibunuh dalam penyerbuan tersebut. Menurut analisis para sejarawan, keruntuhan peradaban islam disebabkan, setidaknya oleh dua hal: politik dan moral.
2.4 Kontribusi Ilmuwan Muslim Klasik dalam Kemajuan Barat Modern
                        Pada saat itu banyak sekali ilmuwan muslim yang menjadi pelopor perkembangan ilmu pengetahuan di banyak bidang seperti matematika, geometri, astronomi, fisika, kimia, IPA, Kedokteran, Farmasi, geografi, pelayaran, bahasa, sastra dan lain sebagainya .Berikut beberapa diantara mereka adalah :
a)      Jabir bin Hayan
b)      Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
c)      Al-Kindi
d)     Ibnu Sina
e)      Tsabit bin Qurah
2.5 Penegakan Agama Islam dan Sasaran Pengembangannya
Situasi historis saat islam datang ditandai oleh tidak adanya kesatuan. Karena pada saat itu kerajaan besar islam yaitu Byzantin dan Sasanid di Persia dalam kondisi perang. Setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah sebagai akibat dari penganiayaan politik pada tahun 622, maka beliau mendirikan struktur politik islam yang pertama, yang prinsip- prinsip dasarnya diletakkan pada “aturan kota mekkah “(municipal code of madinah) Sejarawan internasional keenam dalam bidang islam pada masa awal, yaitu W. Montgomery Watt, menegaskan bahwa aturan baru itu “pada hakikatnya menunjukkan suatu perjanjian aliansi sesuai dengan prinsip- prinsip arab tradisional...selain itu, masuk kedalam aliansi itu menjadi persyaratan utama untuk mengadopsi islam....Muslim non arab menjadi orang yang dibela oleh suku-suku arab, Kelompk-kelompok non muslim menjadi “ minoritas yang dilindunngi”....Ditegaskan dalam dua pasal bahwa dalam peristiwa terjadinya pertentangan yang dapat mengakibatkan perpecahan dalam komuitas, maka masyarakat harus kembali kepada “ Allah dan Muhammad” Di dalam islam ada beberapa firqoh-firqoh yang satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk diperdamaikan. Firqah atau sekte adalah kaum yang mengikuti pemahaman atau pendapat seorang ulama yang pemahaman atau pendapatnya telah keluar (kharaja) dari pemahaman jama’ah muslimin atau (as-sawad al a’zham ) Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa diubah lagi, dan sudah termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam kitab usuluddin. Dalam kitab Bugyatul Murstarsyidin, karangan Mufti Syaikh Sayid Abdurrohman Bin Muhammad bin Husain bin Umar, yang dimasyhurkan dengan gelar Ba’ Alawi, pada pagina 398, cetakan Mathba’ah Amin Abdul Majid Cairo (138), bahwa 72 firqoh yang sesat berpokok pada 7 firqoh, yaitu :
1. Kaum Syi’ah, kaum yang berlebih-lebihan memuja Saidina Ali Karamllahu Wajhahu, kaum syi’ah kemudian berpecah menjadi 22 aliran.
2. Kaum Khawari yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci Syaidina ‘Ali, kaum khawari kemudian berpecah menjadi 20 aliran.
3. Kaum Mu’tazilah yaitu kaum yang berpaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, bahawa manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata dalam syurga, bahwa orang yang mengerjakan dosa besar diletakkan di dua tempat, dan Mi’roj Nabi hanya dengan ruh saja, dll.Kaum mu’tazilah berpecah dalam 20 aliran.
4. Kaum Murji’ah yaitu kaum yang menfatwakan bahwa membuat ma’siat tidak memberi madharat kalau sudah beriman, sebagai keadaannya membuat keajaiban tidak memberi manfaat kalau kafir.
5. Kaum Najariyah, yaitu kaum yang menfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat Tuhan tidaka ada. Kaum Najariyah pecah menjadi 3 aliran.
6. Kaum Jabariyah, yaitu kaum yang menfatwakan bahwa, manusia “majbur”, artinya tidak berdaya apa-apa. Kaum ini hanya 1 aliran’
7. Kaum Musyabbihah, yaitu kau yang menfatwakan bahwa ada keserupaan Tuhan dengan manusia. Kaum ini hanya 1 aliran saja.

2.6 Pekembangan Islam Masa Kini
Dalam perkembangan islam pada masa kini ajaran islam berkembang dengan dilatar belakangi dengan beberapa faktor diantaranya adalah :
♦ Berkembangnya lembaga- lembaga islam Di dalam lembaga- lembaga islam juga terdapat lembaga- lembaga non formal diantaranya :
a. Lembaga pendidikan dan pengajaran pada saat itu dinamakan “kuttab”, sebagai lembaga pendidikan dasar (tempat belajar menulis)
b. Pendidikan rendah di istana
c. Toko-toko kitab
d. Rumah-rumah para ulam’ (ahli ilmu pengetahuan)
e. Majlis atau salon kesusastraan
f. Badi’ah ( padang pasir, dusun tempat tinggal badwi)
g. Rumah sakit
h. Perpustakaan
i. Masjid
Dalam perkembangan islam telah melahirkan pendidikan- pendidikan islam di dunia. Dalam pendidikan islam terdapat aliran- aliran pemikiran dalam islam yang terbagi menjadi dua aliran, Aliran Rasional dan Aliran Tradisional :
a. Aliran Rasional adalah aliran yang memepercayai sunnatullah (natural law), funsi akal yang tinggi, dan kebebasan manusia, menekankan pada nilai-nilai universal yang ditekankan oleh al-qur’an, ayat yang kontradiksi dengan akan ditafsirkan dengan takwil. Aliran ini adalah Qodqriyqh, Mu’tazilah, dan Syi’ah.
b. Aliran tradisional adalah aliran yang tidak terlalu meyakini sunnatullah sebagai suatu ketentuan, sebab Allah bisa saja melakukan sesuatu di luar hukum alam (natural law), kedudukan akal tidak terlalu tinggi, sebab akal manusia selalu menyimpang dan menuruti hawa nafsunya. Pengendali manusia dalam segala perbuatannya adalah Allah, takwil dilakukan tapi tidak terlalu jauh dari teks ayat. Aliran ini adalah Asy’ariyyah dan Maturidiyyah.
2.7 Pengertian Peradaban Islam
            Badri Yatim dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Peradabah Islam” mengatakan bahwa Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyyah. Istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
            Menurut Koentjaraningrat, peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Dalam pengertian itulah peradaban yang dimaksud dalam buku ini.Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
            Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya
  • Pertama : sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan islam sekarang.
  • Kedua : sejarah peradaban Islam merupakan hasil-hasil yang dicapai oleh umat islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
  • Ketiga : sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.








BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kesimpulannya adalah kebudayaan dan peradaban islam dari dulu sampai sekarang telah mengalami banyak perkembangan yang sangat signifikan. Dimulai dari runtuhnya peradaban islam dan kemudian sedikit demi sedikit agama islam mulai berkembang di seluruh dunia. Karena islam mengajarkan agamanya tidak dengan paksaan tetapi dengan kebaikan akhlaqnya. Secara otomatis islam bisa berkembang di seluruh kalangan tanpa mengenal ras, suku, dan budaya. Sebagai umat islam kita harus mempelajari dan mengamalkan agama islam di seluruh dunia.
3.2  Saran
Sebaiknya kita sebagai umat islam mengenal sejarah kebudayaan dan peradaban islam, agar kita dapat mngambil hal-hal yang positif sebagai dasar pembelajaran kita untuk menjadi lebih baik lagi. Maka dari itu sebagai mahasiswa kita harus banyak belajar dari kebudayaan dan peradaban islam masa lalu yang selalu menjujung tinggi kemanusiaan/hak-hak sebagai umat islam.



DAFTAR PUSTAkA
Hasjmy Sejarah Kebudayan Islam di Indonesia,Jakarta: Bulan Bintang, 1993
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/05/28/pengertian-firqah/
Tim Dosen PAI UM, Pendidikan Islam Transformatif Menuju Pengembangan Pribadi Berkarakter, Malang: Gunung Samudera, 2013


Komentar

Postingan Populer